Selasa, 22 Januari 2013

Sayur Lodeh Sedep Mantep



Sayur lodeh menurut saya adalah turunan dari sayur asem, bahan-bahan yang digunakan hampir sama, bumbu yang digunakan juga hampir sama hanya ada beberapa jenis bahan yang biasa dipakai pada sayur asem untuk sayur lodeh tidak dipakai. Yaitu asem, dan bahan pada sayur lodeh dipakai tapi tidak untuk sayur asem, yaitu santan :D

Santan pada sayur lodeh menambah cita rasa gurih tersendiri, santan yang saya gunakan untuk sayur lodeh ini adalah santan kental yang segar, bukan santan kemasan.

Kali ini saya mau berbagi resep yang mudah yang umum dimasak di dapur, sayur asem Ala bunda Deis....

Bahan:
1 buah jagung manis (potong sekitar 2cm)
5 buah wortel sedang (potong bulat melintang)
5 buah labu siam kecil (potong dadu)
1 ikat kecil kacang panjang (potong sekitar 3 cm)
1 mangkok kecil kulit melinjo merah
5 buah cabe hijau besar (potong melintang sekitar 3 cm)
1/2 papan tempe (potong dadu)
400 ml santan kental dari 1 butir kelapa parut
250 ml air putih

Bumbu:
5 siung bawang merah
3 siung bawang putih
terasi yang telah dibakar (secukupnya)
4 butir kemiri sangrai (haluskan)
3 lembar daun salam
1 ruas lengkuas (memarkan)
garam secukupnya
gula pasir secukupnya

Cara:
1. Rebus air putih bersama jagung dan lengkuas.
2. Masukkan bumbu yang telah dihaluskan.
3. Rebus labu, wortel dan cabe hijau. kemudian tambahkan santan.
4. Setelah labu hampir lunak, masukkan kacang panjang, kulit melinjo  
   dan tempe.
   aduk rata, tambahkan garam dan gula secukupnya. Jika telah matang 
   semua sayuran matikan api, dan 
   sajikan.

*Tips dari saya: ketika santan dimasukkan kedalam panci, kecilkan api dan harus sering diaduk agar santan tidak pecah.

*Lauk pelengkap untuk sayur lodeh yang cocok antara lain; ikan pindang cue, peyek teri, tongkol balado, pindang bandeng presto dan tentunya sambel terasi :D

Selamat Mencoba semua......    ^_______^

Senin, 21 Januari 2013

Obat Segala Macam Penyakit

Setiap Penyakit Ada Obatnya

Di antara rahmat Allah bahwa bagaimanapun berat dan memayahkannya suatu penyakit, namun Allah hendak memberikan bagi seorang hamba, pasti si hamba akan diberi kemudahan mendapat obat yang mujarab dan penyembuhan yang efektif. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia menceritakan: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

“Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah akan menurunkan obatnya.”(Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim)

Akan tetapi di samping taufiq dari Allah, kesembuhan itu harus memenuhi beberapa hal. Coba perhatikan kisah Nabi, kekasih Allah, mengetuk jiwa orang yang penuh keyakinan:

“Dan apabila aku sakit, maka Dia (Allah) akan memberikan kesembuhan…”(Asy-Syu’ara: 80)

Penyembuh sesungguhnya hanyalah Allah, yang menghilangkan bala bencana hanyalah Allah semata.

Kalau kita tertimpa musibah, hendaknya kita percaya kepada Allah dan bersikap ridha terhadap-Nya. Yang menghilangkan musibah hanyalah Allah, dan Allah itu Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana. Allah tidak akan melakukan sesuatu dengan sia-sia. Allah juga Maha Penyayang, kasih sayang-Nya amatlah beragam. Setiap kali Allah menetapkan takdir, pasti menjadi yang terbaik buat hamba-Nya. Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

“Mukmin itu sungguh ajaib!! Sesungguhnya apabila Allah Azza wa Jalla memutuskan suatu perkara, pasti akan menjadi kebaikan buat dirinya!!” (Diriwayatkan oleh Ahmad)

Syarat lain, melakukan pengobatan dengan ruqyah yang disyari’atkan dari Kitabullah dan Sunnah Rasul.

Allah berfirman:”Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman..”(Al-Israa: 82)

Dengan tekad kesembuhan yang akan Allah berikan, kita harus bertekad untuk meruqyah diri kita dengan menggunaan Al-Qur’an dan cara-cara yang tercantum dalam hadits-hadits Nabi. Itu adalah kiat terbaik untuk menyembuhkan penyakit sekaligus menghilangkan musibah.

Contohnya dengan membaca surat Al-Fatihah, surat Al-Baqarah, surat Al-Ikhlas dan muawwidzatain (An-Naas dan Al-Falaq). Al-Qur’an sendiri, seluruhnya adalah obat dan rahmat.

Di antara bentuk doa dan dzikir yang disebutkan dalam hadits-hadits yang ada misalnya riwayat Aisyah –Radhiyallahu ‘anha- bahwa dahulu apabila seseorang mengeluhkan sesuatu kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam, atau bila orang tersebut terkena luka atau penyakit kulit, beliau akan melakukan sesuatu dengan jarinya –Sufyan bin uyainah, salah seorang perawi hadits ini, (mencontohkannya dengan) meletakkan jarinya di atas tanah kemudian mengangkatnya kembali-sambil berkata:

“Bismillah, tanah yang berasal dari bumi kita, dengan siraman air sebagian di antara kita, dan obat bagi penyakit yang diderita sebagian kita, dengan ijin Allah Rabb kita.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

Masih dari Aisyah, diriwayatkan bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam pernah menjenguk salah seorang istrinya yang sedang sakit. Beliau mengusapkan tangan kanannya sambil mengucapkan:

“Ya Allah, Rabb sekalian manusia: Singkirkanlah penyakitnya, berikanlah kesembuhan. Sesungguhnya Engkau adalah Penyembuh, tidak ada kesembuhan melainkan dengan kehendak-Mu; kesembuhan yang tidak diiringi dengan penyakit lainnya.”(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

Dari Utsman bin Al-Aash diriwayatkan bahwa ia pernah mengeluhkan penyakitnya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam, yaitu penyakit di tubuhnya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

“Letakkan tanganmu di bagian tubuhmu yang sakit, lalu ucapkanlah:”Bismillah, bismillah, bismillah. Lalu ucapkan kalimat berikut sebanyak tujuh kali:”Aku memohon perlindungan kepada Allah dengan kemuliaan dan kekuasaan-Nya, dari keburukan segala yang kudapatkan dan kukhawatirkan.”(Diriwayatkan oleh Muslim)

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma diriwayatkan bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

“Barang siapa menjenguk orang sakit sebelum saat kematiannya, lalu mengucapkan doa berikut sebanyak tujuh kali, :”Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung, Rabb dari Arsy yang agung pula, agar memberi kesembuhan kepadamu,”pasti Allah akan memberikan kesembuhan kepadanya dari penyakitnya tersebut.”(Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Muslim)

Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa Jibril pernah datang menjumpai Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam sambil bertanya: “Hai Muhammad, apakah engkau sedang sakit?” Beliau menjawab:”Ya” Jibril berkata:

“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari segala penyakit yangmengganggumu, dari kejahatan jiwa dan kejahatan kekuatan ‘ain dari orang-orang yang hasad. Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu. Dengan nama Allah, aku meruqyahmu.”(Diriwayatkan oleh Muslim)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma diriwayatkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam apabila tertimpa kesusahan, biasanya mengucapkan:

“Tidak ada yang berhak diibadahi secara benar kecuali Allah, Yang Maha Lembut lagi Maha Agung. Tidak ada yang berhak diibadahi secara benar kecuali Allah, Rabb dari Arsy yang agung. Tidak ada yang berhak diibadahi secara benar kecuali Allah, Rabb dari seluruh langit dan bumi dan Rabb dari Arsy yang mulia.”(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

Dari Saad bin Abi WAqqash radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia menceritakan: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

Doa Dzun Nuun saat berada dalam perut ikan paus adalah sebagai berikut:

“Tidak ada yang berhak diibadahi secara benar melainkan Engkau, Maha Suci Engkau; sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.”Apabila seorang muslim mengucapkan doa tersebut dalam kesulitan apapun, pasti doanya itu akan dikabulkan.”(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)

Akan tetapi seluruh doa dan ruqyah tersebut membutuhkan hati yang khusu’, penuh ketundukan lagi kejujuran, serta memiliki keyakinan yang tulus, bukan hanya dibaca berulang-ulang untuk sekedar mencoba-coba atau mengisi kekosongan belaka.

Cara lain, yaitu berdoa.

Di samping seluruh doa-doa dan ruqyah yang telah disebutkan, sesungguhnya berdoa kepada Allah dan mengembalikan segalanya kepada Allah termasuk terapi terbaik. Bahkan doa adalah tujuan dan sasaran sesungguhnya saat orang tertimpa musibah.

Allah berfirman:”Kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk dan merendahkan diri…”(Al-An’aam:42)

Tidakkah terlintas di benak kita bahwa Allah Ta’ala menguji kita dengan penyakit tertentu agar Allah mendengar suara kita saat berdoa kepada-Nya, agar Allah melihat kita saat kita memohon kepada-Nya dengan penuh harapan…

Cara lain, memanfaatkan shalat

Allah berfirman:”Dan carilah pertolongan dengan kesabaran dan shalat..”(Al-Baqarah: 45)

Konon apabila Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam didera kesulitan oleh suatu permasalahan, beliau segera melakukan shalat.”(Diriwayatkan oleh Ahmad)

Cara lain, memperbanyak sedekah.

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

“Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan bersedekah.”(Shahih Al-Jaami’)

Cara lain, berobat dengan berbagai cara pengobatan yang diakui keberadaannya. Contohnya, mengkonsumsi madu, jintan hitam dan air Zamzam, atau menggunakan metode bekam.

Cara lain, menggunakan obat-obatan yang dihalalkan oleh Allah.


والله أعلم بالصواب